Pendidikan Teknik Lingkungan ITB dari Masa ke Masa
Pada tanggal 3 Juli 1920 di Bandung didirikan sebuah sekolah tinggi teknologi, Technische Hogeschool (THS) de Badoeng, yang kemudian pada 1 April 1944 menjadi Kogyo Daigaku. Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) terletak pada lokasi sekolah tinggi teknik tertua di Indonesia. Pada saat pertama berdiri, THS terdiri dari Fakulteit der Technische Watenscap dengan satu yaitu Afdeling der Wagen, yang kemudian berkembang menjadi Sub Afdeling der Wegen en Structuuren, Sub Afdeling der Arschitectuuren en Stedebouw, dan Sub Afdeling der Saniteire.
Pada tanggal 19 Maret 1935 Pemerintah Belanda mendirikan sebuah laboratorium yang terkait dengan masalah kesehatan teknik yaitu Laboratorium voor Technische Hygiene en Assaineering. Dalam perkembangannya, laboratorium ini kemudian dikelola oleh Penyehatan, dan pada tanggal 17 Januari 1966 berdasarkan Surat Keputusan Bersama antara Menteri Kesehatan dan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan RI No. V2401/Birpu/PTIP dan No. 1/KB/ PTIP/66 diserahkan kepada ITB. Laboratorium yang terletak di gedung lama Teknik Lingkungan ITB tersebut merupakan cikal bakal Laboratorium Teknik Lingkungan ITB sekarang.
Pada tanggal 2 Maret 1959, institut ini berganti nama menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB), sebagai institut perguruan tinggi dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, dengan misi untuk pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Pada tahun 1959, Technische Hoogesschool (THS) Bandoeng berubah menjadi Fakultas Teknik di bawah Universitas Indonesia. Di dalam Fakultas Teknik ini terdapat Teknik Sipil yang terdiri atas Bagian Teknik Sipil dan Bagian Teknik Geodesi.
Pada tahun 1960/1961 Prof. Ir. R. Soetedjo, seorang Guru Besar Teknik Sipil di ITB, memprakarsai pendirian program pendidikan Teknik Penyehatan bersama almarhum Prof. Ir. KRT Mertonegoro (UGM) dan Prof. Mochtar (UI), sebagai divisi dari Bagian Teknik Sipil ITB. Dengan meningkatnya kebutuhan akan insinyur, pada 10 Oktober 1962 divisi tersebut menjadi Bagian Teknik Penyehatan (TP) di bawah Fakultas Teknik Sipil berdasarkan Surat Keputusan Rektor ITB No. 18/PBB/ITB tertanggal 6 Oktober 1962, dengan Prof. Ir. R. Soetedjo sebagai Ketua Bagian dan Ir. Soepangat Soemarto sebagai Sekretaris Bagian. Bagian ini membuka program sarjana berbasis keinsinyuran dalam bidang yang sangat spesifik pada saat itu, yaitu penyediaan air minum dan pengelolaan air buangan.
Pembangunan di Indonesia menunjukkan bahwa lingkup Teknik Penyehatan menjadi lebih luas, bukan saja untuk menangani kesehatan manusia secara preventif, namun juga memiliki sasaran untuk mencegah pencemaran lingkungan secara teknis. Berdasarkan alasan tersebut, maka Teknik Penyehatan dirasa perlu dikembangkan. Pada tanggal 5 Januari 1984, Teknik Penyehatan (TP) berubah menjadi Teknik Lingkungan (TL). Teknik Lingkungan ITB bergerak dalam lingkup pemikiran dan aplikasi yang memanfaatkan prinsip-prinsip serta praktik-praktik rekayasa dan manajemen untuk memelihara dan melindungi kesehatan dan keselamatan manusia serta lingkungan secara keseluruhan.
Banyak sumbangsih yang telah diberikan oleh TL ITB. Terutama dalam bentuk pengembangan ilmu, teknologi dan konsep-konsep pembangunan dengan wawasan lingkungan yang kental. Bidang keahlian TL ITB adalah rekayasa air dan limbah cair, pengelolaan udara dan limbah, serta teknologi pengelolan lingkungan. Teknik Lingkungan ITB menempati 2(dua) bangunan seluas 4900 m2, yaitu Gedung Lama (2420 m2) dan sejak tahun 1998 ditambah dengan Gedung Lab.Tek IX-C (2480 m2) dan Labtek I B di ITB Jatinangor.
Saat ini Teknik Lingkungan menawarkan 5 Program Studi, yaitu Program Studi Sarjana Teknik Lingkungan (S1), Program Magister TL (S2), dan Program Doktor TL (S3), RIL (S1 Rekayasa Infrastruktur Lingkungan) dan PI- AS (S2 Pengelolaan Infrastruktur dan Sanitasi).
Program Studi Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung
env.itb.ac.id is proudly powered by WordPress